GenPI.co Bali - Protes keras dilayangkan pelaku wisata melalui Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung ketika mendekati akhir tahun 2021 pariwisata Bali masih nihil wisman.
Bicara soal pandemi Covid-19, tak bisa dipungkiri jika Pulau Dewata menjadi salah satu wilayah paling terdampak fatal setelah alami penurunan kunjungan wisatawan.
Bagaimana tidak? Tempat-tempat wisata yang sekiranya ramai oleh warga luar, kini mendadak sepi dan tak sedikit malah sudah gulung tikar karena tanpa pemasokan nyaris genap dua tahun.
Ketika kasus Covid-19 telah melandai dan pintu kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai dibuka 14 Oktober 2021, Bali masih jua tanpa kehadiran wisatawan mancanegara yang ditunggu-tunggu sejak lama.
Makin mengkhawatirkan, kegelisahan pelaku atau pemilik tempat wisata melalui PHRI pun melaksanakan rapat khusus di Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bali sehingga bisa dapat titik terang kelak.
Dipimpin langsung oleh ketua perhimpunan terkait, IGAN Rai Surya Wijaya, pertemuan ini merumuskan sikap konkret berupa protes terhadap pihak Pemerintah Indonesia dan Pemprov Bali.
"Kita harus berbuat, tidak boleh diam, kita harus satu suara dalam menyampaikan usulan ke pusat," kata Rai Surya Wijaya.
Jika tak adanya langkah sejak dini, pihak PHRI percaya hanya akan membuat pariwisata Pulau pada Dewa kian menderita. Padahal upaya meminimalisir pandemi telah terlihat dari proses vaksinasi yang masif.
"Vaksinasi Covid-19 tahap dua di Bali sudah mencapai 90 persen dari target yang ada. Kita harus dukung dan kerjakan yang terbaik demi kenyamanan serta kondusifitas Bali," tuturnya lagi.
PHRI yang jadi penyalur pelaku wisata menyebut tak adanya kunjungan wisman gara-gara aturan pemerintah. Ya, imbas aturan rumit nan memberatkan pariwisata Bali menjadi kena getahnya. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News