GenPI.co Bali - Beberapa negara yang terlibat di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022 mendatang makin berkurang setelah ancaman Covid-19 Omicron bisa terjadi di Bali.
Bukan tanpa sebab, gelaran yang pertemukan pemimpin-pemimpin dari setidaknya 18 negara itu bakal jadi suatu acara besar.
Ya, adapun diskusi permasalahan mulai dari ekonomi, sosial, hingga pandemi bakal menjadi topik hangat yang bakal dikaji dan tentu saja dicari solusi bersama untuk menyelesaikannya.
Namun, mengingat gelaran KTT G20 dihelat saat pandemi Covid-19 masih ada, ancaman Omicron pun makin membuat runyam segalanya karena telah terjadi di beberapa negara lain.
Potensi bakal muncul juga di Bali, Gubernur I Wayan Koster pun beberkan hasil pertemuan pertama Presidensi G20 yang dihadiri 10 negara pada 1 Desember 2021 bahwasannya akan ada pengurangan peserta.
"Semua pesertanya 140 orang dari 18 negara. Namun, karena berkembang varian Omicron, sejumlah negara tidak mengizinkan warganya untuk keluar negeri," kata Koster.
Bukan cuma itu saja, sang politisi fraksi partai PDIP itu juga menyatakan penghambat lain ialah penerbangan langsung ke ke Pulau Seribu Pura yang bakal dijalani beberapa calon negara peserta.
Kendati begitu, pihaknya bersama Pemprov Bali akan tetap mempersiapkan ajang internasional tersebut agar tak mempermalukan wajah salah satu provinsi di Indonesia itu di mata dunia.
"Pada malam harinya, disiapkan menu dengan karakteristik yang khas dengan pelayanan berbeda mengingat kegiatan berlangsung di tengah pandemi," kata dia lagi.
Adapun maksud dari Gubernur I Watan Koster ialah KTT G20 ini bisa jadi kunci penting penyelamatan pariwisata Bali. Terlebih dari ancaman Covid-19 Omicron yang bikin kunjungan wisatawan kian berkurang. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News