GenPI.co Bali - Mendapat gaji besar bekerja di Nusa Penida tak membuat dua dokter bertahan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali pun melakukan langkah tak terduga baru-baru ini.
Tenaga kesehatan di bidang kandungan dan kebidanan nampaknya begitu dibutuhkan salah satu wilayah yang masuk Kabupaten Klungkung tersebut.
Ya, dr. Ketut Suarjaya, Kepala Dinas Kesehatan Bali menerangkan bahwasannya dokter spesialis kandungan dan kebidanan putuskan untuk hengkang dari jabatan masing-masing meskipun mendapat gaji fantastis.
Bagaimana tidak? Berdasarkan peraturan gubernur, honor yang diterima para dokter di wilayah tersebut bisa sekitar 14 juta perbulan.
"Sebenarnya honor itu (Rp14 juta) lumayan juga. Kalau di RS Bali Mandara, honor dokter spesialis Rp6 juta," kata Suarjaya, Sabtu (04/12/21).
Lebih lanjut, ia memaparkan jika salah satu dokter berasal dari Program Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PDS/PDGS). Sementara lainnya merupakan rekrutan Pemprov Bali.
Hanya saja, dokter spesialis program bantuan PDS/PDGS sudah habis masa kontraknya pada 30 November 2021 usai bekerja setahun. Sementara, satunya lagi mengundurkan diri.
Belum ada sosok penggantinya tak buat Dinkes kehabisan akal dan langsung meminta bala bantuan kepada pihak Universitas Udayana.
"Kami bekerja sama dengan Universitas Udayana, para residen ditugaskan ke sana (Nusa Penida) untuk membantu," kata Kepala Dinas Kesehatan tersebut lagi.
Pihak Dinkes Bali juga menambahkan ada dokter yang dikontrak dan sudah sepakat sebelumnya. Anehnya, setelah diberikan honor tinggi, Direktur RS Gema Santi yang berlokasi di Nusa Penida menyebutkan dokter tersebut pilih mundur. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News