GenPI.co Bali - Terjadi pertikaian panas antara ormas Bali, Patriot Garuda Nusantara (PGN) melawan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) pada Rabu (01/12/21). Begini cara Polresta Denpasar, Bali mengatasinya.
Sebelumnya, tepat pada 1 Desember, Bumi Cendrawasih Barat sejatinya melangsungkan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan. Kebetulan pada hari tersebut usianya telah menyentuh angka ke-60.
Di hari yang istimewa ini pun membuat para kalangan mahasiswa yang ada di Pulau Dewata melakukan demo untuk menunjukkan aspirasinya terhadap rakyat Papua.
Hanya saja, aksi ini dihadang oleh ormas PGN serta Yayasan Kesatuan Republik Indonesia (KERIS) dengan dalih mencoba bubarkan kegiatan berujung sia-sia ini.
Alih-alih berakhir damai, perang antar keduanya tak terelakan dan menurut pihak kepolisian disinyalir imbas saling ejek hingga lempar batu.
"Nah kan saling ejek, ada pihak yang menjelekkan Indonesia, hingga saling lempar batu satu sama lain," kata Kabagops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder, Rabu (01/12).
Kejadian saling lempar batu pun buat jalanan Renon, Denpasar yang juga berdekatan dengan Konjen Amerika Serikat (AS) mencekam. Apalagi masyarakat adat terlibat di dalamnya.
Akan tetapi, pertikaian yang cukup berdarah itu berhasil diberhentikan oleh satuan polisi di Denpasar. Hal ini diungkapkan lagi oleh Made Uder.
"Dengan kekuatan 80 orang personel dari jumlah keseluruhan yang kami kerahkan, mereka berada di tengah membendung antara PGN dengan AMP. Sempat saling lempar batu, langsung kami bubarkan," kata dia lagi.
Atas dalih penyelidikan mendalam, Polisi Resor Kota Denpasar, Bali masih belum menetapkan siapa saja yang menjadi biang kerok kericuhan antara PGN dan AMP dalam rangka Dirgahayu Kemerdekaan Papua kali ini. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News