GenPI.co Bali - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) putuskan untuk turun ke jalan Renon, Denpasar pada Rabu (01/12/21) untuk lancarkan aksi demo kemerdekaan provinsinya.
Para kalangan intelektual asal pulau yang bisa dijuluki Nugini ini menggaungkan kemerdekaan tanah kelahirannya yang setidaknya sudah memasuki tahun ke-60.
Kegiatan demo ini sendiri bakal dihelat di Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat dan segala bentuk agenda sudah direncanakan sangat matang oleh para pengusungnya.
Terbukti dengan pengumuman yang dibuat AMP Komite Bali bersama Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) di sejumlah media sosial sejak Selasa (30/11/21).
Demo yang dilakukan oleh kedua organisasi ini pun tak lepas dari beberapa tuntutan kepada pihak pemerintah mulain dari demiliterisasi, pencabutan perpanjangan otonomi khusus di Papua, serta kebebasan untuk menentukan nasib rakyat.
"1 Desember 1961 merupakan hari bersejarah, di mana untuk pertama kalinya Bintang Kejora sebagai bendera Negara Papua Barat dikibarkan," Ketua AMP, Yesaya Gobay dalam surat undangan kepada awak media.
Baik AMP dan FRIWP menduga pemerintah Indonesia telah melakukan kolonialisme terhadap Papua sehingga kesengsaraan rakyat Bumi Cendrawasih masih terjadi dimana-mana.
"Hal ini dilakukan oleh Indonesia untuk tetap mengamankan Papua menjadi bagian tidak terpisahkan dari Indonesia," terangnya lagi.
Adapun deklarasi yang disampaikannya beserta kalangan mahasiswa itu dijanjikan bakal berlangsung damai di depan Konjen AS di Bundaran Hang Tuah, Denpasar.
Gelaran aksi demo oleh AMP Bali terkait Papua Barat merdeka di Jalan Renon, Denpasar hari ini pun dijadwalkan mulai pukul 10.00 WITA. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News