GenPI.co Bali - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (UNUD) 'menyerang' rektor sendiri Prof I Nyoman Gde Antara perihal data kekerasan seksual mahasiswi oleh LBH Bali.
Semua berawal dari pemaparan data Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) dan Lembaga Bantuan Hukum di Pulau Dewata yang sebut ada tindak kejahatan di kampus ternama.
Ya, kabarnya ada setidaknya 45 mahasiswi yang terdiri dari 42 mahasiswi UNUD dan tiga lainnya dari Universitas Warmadewa (UNWAR) jadi korban predator seks.
Tak main-main, menurut data lengkap dari LBH Bali, pelaku kekerasan seksual ini berasal dari kalangan mahasiswa 34 orang, satu orang pedagang warung, satu orang buruh, dan lima orang dosen doktor.
Tentu saja kabar ini langsung membuat Rektor UNUD membantahnya. I Nyoman Gde Antara justru mengancam jika data yang disebarkan tersebut dan sudah sampai media ialah suatu kesalahan.
Pernyataannya ini pun dibalas lagi oleh BEM melalui presidennya, M. Novriansyah Kusumapratama yang menganggap data itu riil.
"Kami nyatakan data tersebut benar berdasarkan survei tahun 2020 lalu kerjasama BEM UNUD dengan Seruni Bali," ujar Novriansyah bareng LBH, Rabu (24/11/21).
Ia kembali menerangkan tak adanya eksploitasi dan berupaya membangun kepedulian mahasiswa terkait masalah ini. Alhasil hal ini juga menjadi tamparan pihak rektorat kampus.
"Kami lakukan survei tahun 2020, dan sudah kami sampaikan ke Wakil Rektor 4, tapi beru mencuat di media sekarang," kata dia lagi.
Tak cuma dari pihak BEM, LBH Bali juga enggan dianggap memanipulasi data terkait kekerasan mahasiswi ini. Bahkan, mereka siap melawan balik usai Rektor UNUD dilaporkan akan tempuh jalur hukum. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News