GenPI.co Bali - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di pulau Bali baru-baru ini ditindak polisi Denpasar imbas pelanggaran protokol kesehatan gara-gara menyuarakan suatu demo.
Sebagaimana diketahui, setelah sekian lama kondisi kehidupan di Pulau Dewata berangsur normal gara-gara digalakkannya PPKM secara berkala.
Sebagaimana dimaksud, beberapa wilayah sudah mulai memasuki level tiga dan potensi pariwisata kian lebar bakal terbuka.
Hanya saja, pemulihan ini ternoda gara-gara AMP menggelar kerumunan besar di bundaran Hang Tuah, Renon, Denpasar, Kamis (30/09) siang.
Alasan kerumunan ini sendiri didasarkan fakta ingin menyuarakan kemerdekaan Papua dari aksi biadab sebagian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beberapa waktu lalu.
Sayangnya, aksi mereka terkesan berbahaya karena melanggar prokes dan bahkan tak mengantongi izin kepolisian seperti diungkap Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol I Made Uder.
Apalagi, ternyata dalam kerumunan itu ada pimpinan aksi yakni Yesaya Gobai dan Natalius Bukega yang ternyata tak berstatus sebagai mahasiswa.
"Keduanya (Yesaya dan Natalius) tidak bisa menunjukkan kartu tanda mahasiswa," kata Kompol I Made Uder saat berada di lokasi.
Kegiatan ilegal ini sendiri dihadiri oleh setidaknya 30 orang dari Papua yang menggelar berbagai spanduk serta banner bertuliskan, 'Papua Merdeka' sekaligus berorasi di jalan-jalan.
Namun tentu saja aksi dari AMP ini terkesan bisa membuat penyebaran Corona di Bali terjadi lagi jika saja tak segera ditindak polisi Denpasar. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News