GenPI.co Bali - Jumlah pekerja anak jalanan naik dua kali lipat di Bali. Hal tersebut disampaikan oleh Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali.
Ketua KPPAD Bali, Ni Luh Gede Yastini, mengatakan kenaikan tersebut terjadi di masa pandemi Covid-19.
Anak-anak yang bekerja di jalan biasanya mengamen atau mengasong. Di satu kompleks bisa diisi sekitar 50 anak dari pagi sampai sore hari.
“Kalau dibandingkan dari data sebelumnya, lebih banyak sekarang. KPPAD mencatat ada sekitar 200 anak di wilayah Denpasar,” ujar Yastini, pada Senin (8/11/2021).
Yastini menjelaskan, bentuk pekerjaan mereka berbeda. Dulu, anak-anak bekerja dengan cara minta-minta. Sekarang, mereka berjualan tisu dan lainnya.
“Dari data yang kami peroleh dari Dinsos Denpasar, delapan anak sudah dibina dan dipulangkan. Salah satunya adalah anak berusia 1 tahun yang biasa digendong ibunya berkeliling di jalanan,” katanya.
Dia memaparkan, anak-anak tersebut sudah berapa kali dibina tapi turun kembali ke jalanan.
Ada juga anak yang baru turun ke jalanan sebagai pengamen atau pengasong. Biasanya anak-anak melakukannya sendirian, berkelompok atau dibawa orang tuanya.
Beberapa anak di jalanan tersebut masuk kategori bisa sekolah. Tapi, yang membuat sulit adalah mereka tidak punya akta, kartu keluarga dan lain sebagainya.
“Mereka ingin sekolah tapi banyak kendala, termasuk administrasi,” ujarnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News