GenPI.co Bali - Menyambut Hari Lansia yang jatuh pada 29 Mei 2023, sudahkah kamu hadir dalam kesehariannya? Jika belum, maka belum terlambat.
Seseorang yang sudah masuk lansia ternyata sangat membutuhkan peran keluarga di dalam kehidupan sehari-hari.
Hadirnya keluarga sangat penting untuk menanggulangi depresi yang bisa saja dialami oleh mereka.
Hal ini disampaikan oleh Dokter spesialis kesehatan jiwa (Psikiater) Made Wedastra beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, lansia sebenarnya tidak ingin banyak hal dalam hal psikologi.
"Mereka hanya ingin dianggap ada," katanya, Senin (29/5).
Sementara itu berbicara mengenai depresi pada lansia berbeda pada orang dewasa pada umumnya. Depresi yang dialami lansia lebih kepada sakit fisik yang tak kunjung sembuh dan sudah diobati namun tidak membaik.
"Ini terjadi karena pada lansia kemampuan mereka berkurang, sehingga tidak menutup kemungkinan lansia yang baru pensiun, kemudian kehilangan kebiasaan mereka bekerja atau kehilangan kendali dan takut merasa kehilangan," jelasnya.
Apabila hal ini terjadi, penanganannya dari ahli kejiwaan yang disesuaikan dengan kondisi psikis pasien, misalnya membutuhkan obat jika terjadi gangguan tidur, halusinasi, gelisah atau keinginan mencederai diri dan orang lain.
Selain obat, ada pula konseling atau psikoterapi berupa penguatan ego atau modifikasi lingkungan.
Namun apabila depresi ringan atau cemas cukup dengan konseling dan tanpa obat. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News