Gagal Jantung dan Mendengkur Dialami Orang Obesitas

30 Oktober 2022 00:00

GenPI.co Bali - Pakar kesehatan menyebut kans terjadinya dengkuran dan penyakit gagal jantung menyertai seseorang yang alami obesitas.

Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Niken Ageng Rizki, Sp.THT-KL.

Dokter itu menyebut lingkar leher dari diameter jalan napas berpengaruh pada munculnya dengkuran.

BACA JUGA:  Dokter Sebut Akupuntur Atasi Obesitas, Kok Bisa?

Lingkar leher ini antara lain dipengaruhi obesitas yang dialami seseorang, menurut staf Departemen THTKL Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan itu.

Kelebihan berat badan menyebabkan lebih banyak jaringan berkembang di tenggorokan yang dapat menyebabkan mendengkur.

BACA JUGA:  Teco Khawatir Liga 1 saat Bali United Rutin Latihan

"Obesitas yang berpengaruh pada lingkar leher dari diameter jalan napas," kata dia.

Dengkuran atau gangguan bernapas saat tidur terjadi karena ada sumbatan di jalan napas. Suara parau yang muncul akibat getaran udara di langit-langit mulut atau tenggorokan.

BACA JUGA:  Banjir Bali Ganggu KTT G20? Gubernur Koster Respons Ini

Penyebabnya henti napas atau apnea sehingga tubuh tidak menerima oksigen saat tidur akibat ada penutupan jalan napas, menyebabkan getaran pada tenggorokan atau jalan napas.

Sumbatan di hidung, belakang hidung, tenggorokan karena amandel, langit-langit, iritasi asam lambung, pembengkakkan pita suara dan dasar lidah berkontribusi pada kondisi mendengkur.

Lebih lanjut, mendengkur termasuk gangguan saat tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan angka kejadian meningkat di usia tua baik itu pada laki-laki maupun perempuan.

Selain dengkuran yang kerap tak disadari penderitanya, mereka yang mendengkur umumnya saat malam juga kerap tersedak, batuk-batuk, tidur tidak nyenyak, sering buang air kecil (BAK).

Kemudian, karena tidur malamnya tidak berkualitas, maka saat bangun di pagi hari dia mengalami sakit kepala, mengantuk, sulit berkonsentrasi dan kelelahan.

Di sisi lain, mereka yang mengalami obesitas juga berisiko terkena gagal jantung.

Dokter spesialis jantung & pembuluh darah dari Universitas Hasanuddin, DR. dr. Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K) mengatakan, dari belasan persen penyandang obesitas di Indonesia, sekitar 5 ada 1 berhubungan dengan gagal jantung.

Menurut Antonia, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu, obesitas menyebabkan gangguan metabolisme gula, kolesterol, hipertensi, gangguan ginjal, mengorok atau mendengkur, dan gagal jantung.

Lebih lanjut mengenai gagal jantung, yakni kondisi gangguan fungsi otot jantung yang berakibat sesak napas dan bengkak di tungkai atau perut.

Perut terasa sesak memungkinkan pasien tidak bisa makan lagi. Walaupun hanya makan sedikit perut sudah penuh karena berisi air. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI