Dokter Sebut Akupuntur Atasi Obesitas, Kok Bisa?

23 Oktober 2022 09:00

GenPI.co Bali - Pihak pakar kesehatan dr. Kemas Abdurrohim, Sp.Ak, MARS, M.Kes memaparkan penggunaan akupuntur bisa efektif atasi masalah obesitas pada manusia.

Kemas tanpa ragu terapi ini bisa membantu pasien yang punya masalah dengan berat badan berlebihan.

Tak hanya itu, menurut Kemas, yang lebih penting akupuntur juga dapat mengurangi risiko kesehatan yang mungkin muncul akibat obesitas, seperti risiko stroke, diabetes, penyakit jantung, darah tinggi, dan seterusnya.

BACA JUGA:  KRI Ki Hajar Dewantara di Buleleng Bali Urung Tenggelam, Ada Apa?

“Jadi selama pasien itu diakupuntur, selama itu juga pasien biasanya akan terhindar dari risiko atau dampak akibat obesitas misalnya stroke, diabetes, dan lain-lain,” kata Kemas, Jumat.

Terkait obesitas, ia mengatakan bahwa terapi akupuntur bisa membantu mengurangi nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang sehingga diet yang dijalani tetap membuat nyaman pada pasien.

BACA JUGA:  Jalan Denpasar-Gilimanuk Dibuka Usai Banjir Surut, Kata Polisi?

Kemas menekankan kunci pasien untuk menurunkan berat badan yaitu menetapkan perencanaan terlebih dahulu.

Ia menyarankan paling tidak target penurunan berat badan minimal 5-10 persen dalam tiga bulan.

BACA JUGA:  Kendaraan Listrik Bikin PAD Bali Anjlok, Ini Alasannya

Walau akupuntur membantu atasi obesitas, namun pasien obesitas hendaknya tidak melupakan untuk tetap mempersiapkan pula pola makan yang sehat dan jenis latihan fisik yang harus konsisten dijalankan sebagai bagian dari kebiasaan seumur hidup.

“Untuk menurunkan berat badan itu butuh berapa lama kita melakukan akupuntur, itu bergantung target. Sebetulnya yang paling penting mengubah perilaku kita,” katanya.

Menurut Kemas, akupuntur biasanya yang paling bagus dapat menurunkan berat badan setengah sampai satu kilogram per minggu.

Apabila pasien ingin menurunkan berat badan 10 kg, maka dia tinggal melakukan perencanaan target waktu yang dibutuhkan untuk melakukan akupuntur rutin.

“Tentunya harus disertai dengan mengubah pola makan. Masalah pola makan itu nanti silakan ke ahlinya, ke ahli gizi,” imbuh Kemas.

Kemas mengatakan kini modalitas akupuntur telah berkembang menjadi berbagai jenis dengan tujuan yang masih sama, tidak hanya jarum, melainkan juga laser, benang, farmakopuntur, elektroakupunktur, hingga ultrasound akupuntur.

Menurutnya, efek samping akupuntur hampir tidak dijumpai, minimal biasanya terjadi hematom atau bintik kecil di kulit dengan persentase kejadian yang rendah pada akupuntur seperti jenis jarum.

“Walaupun invasif, tapi invasifnya itu minimal banget. Hanya terjadi mikrotrauma. Jadi sangat aman untuk kulit. Apalagi dengan laser. Kalau laser itu tidak ada efek sama sekali ke kulit,” katanya.

Kemas menambahkan bahwa semua pasien dengan obesitas aman untuk dilakukan terapi akupuntur, kecuali pasien obesitas dengan penyakit tertentu.

“Misalnya pasien obesitas tapi dia ada penyakit yang menyebabkan trombositnya turun drastis. Tidak boleh menggunakan jarum. Jadi kita bisa menggunakan laser, karena kalau menggunakan jarum takut terjadi hematom atau pendarahan,” katanya. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI