Kalender Bali Selasa 27 September 2022: Pantang Senggama

27 September 2022 15:00

GenPI.co Bali - Masuk Anggara Umanis Wayang, kalender Bali khusus hari ini, Selasa (27/09/22), memiliki makna pantangan senggama terhadap orang-orang.

Pantangan tersebut mengacu terhadap penanggalan hari baik sesuai dengan kepercayaan setempat.

Sebagaimana diketahui, kalender Bali memiliki kemiripan dengan sistem Jawa dimana tiap harinya ada suatu pantangan dan kewajiban yang mesti dilakukan orang-orang.

BACA JUGA:  Imbas Pemotongan Tebing Jimbaran, Polda Bali Periksa Ini

Orang-orang Pulau Dewata sendiri menggunakan kalender ini sebagai acuan mencari hari baik dan menghindari hari buruk.

Adapun mereka menggunakan penanggalan untuk mengetahui hari mujur lakukan pertanian, pernikahan, dan bahkan kelahiran.

BACA JUGA:  Dilema Kebisingan Canggu, Warga Lokal Bali Beberkan Ini

Meski mengadopsi sistem penanggalan Saka India, kalender Bali telah mengalami modifikasi sesuai dengan unsur lokal.

Pada kalender Bali terdapat pengalantaka sebagai acuan penetapan purnama dan tilem.

BACA JUGA:  Jalan Mengwi Badung Geger! Nenek Tewas Dihantam Mobil Pikap

Melalui pengalantaka maka bisa menentukan hari baik (ala ayuning dewasa ayu) dan buruk (dewasa ala).

Penanggalan Bali juga tak lepas dari weweran yang dilakukan perhitungan dengan wuku sehingga dari pertemuan hari tersebut akan menentukan hari baik dan buruk untuk melakukan sesuatu.

Mengutip kalenderbali.org, berikut ala ayuning dewasa ayu kalender Bali khusus hari ini, Selasa, 27 September 2022.

1. Carik Walangati: Tidak baik untuk melakukan pernikahan/wiwaha, atiwa-tiwa/ngaben dan membangun rumah. (Alahing dewasa 3).

2. Geheng Manyinget: Tidak baik untuk segala pekerjaan yang penting-penting, termasuk melakukan yadnya karena banyak gangguan. (Alahing dewasa 2).

3. Geni Rawana: Baik untuk segala pekerjaan yang menggunakan api. Tidak baik untuk mengatapi rumah, melaspas, bercocok tanam. (Alahing dewasa 2).

4. Gni Rawana Rangkep: Baik untuk segala pekerjaan yang mempergunakan api. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 2).

5. Kala Mretyu: Baik untuk membuat senjata, mulai berperang membela kebenaran, memberi nasihat kepada orang lain. Tidak baik untuk bersenggama, segala yadnya. (Alahing dewasa 3).

6. Kala Pati: Baik untuk membuat jerat dan memasangnya, pembuat perusak. Tidak baik untuk semua upacara dan pekerjaan yang lainnya. (Alahing dewasa 3).

7. Kala Sapuhau: Baik untuk membuat alat-alat pertanian seperti garu, tulud, pemlasahan, tenggala (bajak). Tidak baik untuk membangun. (Alahing dewasa 3).

8. Kala Sudukan: Tidak baik untuk memindahkan orang sakit, menunjukkan unsur perombakan. (Alahing dewasa 3).

9. Kala Sungsang: Mengandung sifat atau unsur terbalik, bertentangan, kontras. Tidak baik untuk melakukan karya ayu atau yadnya (Alahing dewasa 3).

10. Pepedan: Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi. (Alahing dewasa 3).

11. Salah Wadi: Tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong rambut dll) Pitra Yadnya (Penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti dll). (Alahing dewasa 3).

12. Subacara: Baik untuk melangsungkan segala jenis upacara, membuat program (rencana), membuat peraturan, mengangkat dan menunjuk petugas, mulai berlatih atau belajar. (Alahing dewasa 2).

13. Taliwangke: Baik untuk memasang tali penghambat di sawah atau di kebun, memperbaiki pagar, membuat tali pengikat padi atau benda-benda mati. Tidak baik untuk mulai mengerjakan benang tenun, membuat tali ternak. (Alahing dewasa 3).

14. Pararasan: Laku Api, Pancasuda: Wisesa Segara, Ekajalaresi: Buat Merang, Pratiti: Bhawa. (lia/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI