Ahli Gizi Sebut Bahaya Obat Diet Berefek Buang Air, Kenapa?

20 September 2022 20:00

GenPI.co Bali - Ahli Gizi sekaligus pakar kesehatan Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK menyebut sisi bahaya obat diet yang bisa berefek buang air terhadap manusia.

Dokter Rumah Sakit Siloam mengimbau agar kalangan masyarakat tak sembarangan menggunakan obat penurun berat badan.

"Sebenarnya kalau obat-obat diet yang memang digunakan oleh dokter-dokter gizi, itu sih oke banget ya. Memang sudah terbukti dia (obat) bisa membantu," kata Inge saat dihubungi ANTARA, Rabu (22/12/21).

BACA JUGA:  Bali Punya Jalur Kendaraan Listrik di 3 Wilayah, Alasannya?

Lebih lanjut, Inge mengatakan bahwa obat-obatan yang menjanjikan dapat menurunkan berat badan dengan cara membuat seseorang menjadi lebih sering buang air kecil atau buang air besar sebaiknya tidak digunakan.

"Tapi yang nggak setuju itu kalau menggunakan obat-obat pencahar atau obat yang menyebabkan banyak buang air kecil dan air besar.

BACA JUGA:  Bentuk Holding UMi, BRI Perkuat Inklusi Keuangan

Itu saya tidak setuju karena itu tidak sesuai dengan konsep obat yang memang digunakan untuk penurunan berat badan," tegasnya.

Inge menjelaskan jika seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, hal yang harus dikurangi agar bobot tubuh menjadi turun adalah lemak dan bukan cairan.

BACA JUGA:  Efek Film Hollywood Ini, Maxime Bouttier Fasih Bahasa Bali

Sehingga, penggunaan obat diet yang membuat seseorang sering buang air besar dan buang air kecil bukanlah solusi yang tepat.

"Kalau dia banyak buang air kecil, sebetulnya kan cairan sangat dibutuhkan oleh tubuh. Orang gemuk itu bukan berarti dia harus mengurangi cairan di dalam tubuhnya. Tapi lemaknya yang kebanyakan. Itu yang harus dihilangkan," kata Inge.

Menurut sang ahli gizi, penggunaan obat pencahar hanyalah membuat kalangan manusia kehilangan cairan dalam tubuh dan bukannya lemak.

"Jadi jika memang beratnya turun menggunakan obat tersebut, itu karena cairannya yang berkurang bukan lemaknya yang berkurang. Kan nggak oke. Malah bisa menyebabkan dehidrasi atau gagal ginjal kan," sambungnya.

Oleh sebab itu, Inge pun menyarankan agar masyarakat tidak sembarangan dalam membeli dan mengonsumsi obat diet.

Sebaiknya, lakukanlah konsultasi dengan dokter jika memang mengalami obesitas dan ingin melakukan diet penurunan berat badan. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI