Kesehatan: Isap Vape Terus Bikin Manusia Kanker Paru?

18 September 2022 12:00

GenPI.co Bali - Studi kesehatan Medical Underwriter Sequis dr Debora Aloina Ita Tarigan tak segan-segan menyebut bahaya mengisap vape bisa tingkatkan potensi kanker paru pada manusia.

Meskipun pada dasarnya rokok eletrik itu tak memiliki kandungan nikotin seperti rokok konvensional, ancaman bahaya yang ditimbulkan terbilang cukup besar.

Sering nge-vape bisa membuat manusia alami batuk-batuk hingga masalah kesehatan seperti kanker.

BACA JUGA:  Imbas Rokok, Bule Australia Bikin Petaka Penerbangan ke Bali

“Pada vape terdapat kandungan karsinogen dan nikotin yang berpotensi menyebabkan iritasi tenggorokan dan gangguan saluran pernapasan," kata dia melalui siaran pers, Rabu.

Debora menjelaskan paparan rokok asap vape tidak hanya berbahaya bagi penggunanya tapi juga bagi sekelilingnya terutama anak-anak karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa.

BACA JUGA:  Wisata Bali Sambut Dingin Wisman via China Airlines, Kenapa?

Asap vape juga dapat menempel pada permukaan benda dan berpotensi masuk ke dalam organ tubuh.

Menurut Debora, asap atau uap dengan nikotin yang terkandung dalam vape dapat menyebabkan adiksi jangka panjang karena paparan asap rokok konvensional maupun vape, termasuk juga polutan.

BACA JUGA:  KTT G20 di Bali, China Sumbang Robot Bernilai Fantastis Ini

Selain itu kandungannya memiliki dasar bahan kimia, dan memiliki radiasi yang dapat menyebabkan radang dan iritasi pada paru.

Peradangan ini dapat berlangsung singkat hingga kronis. Kemudian, apabila terjadi iritasi berkepanjangan maka berpotensi merusak organ pernapasan dan memicu penyakit kritis, seperti kanker paru kronis dan penyakit jantung.

“Gejala kanker paru biasanya tidak dapat dideteksi cepat dan awam, dibutuhkan serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan dahak, X-Ray, CT scan paru, biopsi paru dan bronkoskopi untuk menegakkan diagnosis kanker paru," ujar Debora.

Debora menyarankan para perokok dan pengguna vape meninjau kembali kebiasaan mereka dengan mengurangi hingga benar-benar berhenti merokok dan menggunakan vape.

Dia juga mendorong masyarakat menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan diimbangi dengan istirahat yang cukup.

Masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mencegah kanker paru, mulai dari pemeriksaan kesehatan standar hingga rontgen dada atau CT scan paru.

Debora menambahkan, saat ini terdapat sejumlah pilihan pengobatan penyakit kanker paru yakni pembedahan atau operasi, target terapi, radioterapi dan kemoterapi.

Pengobatan dengan kemoterapi hanya dapat dilakukan ketika karsinoma sel kecil telah menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan.

Terapi ini membutuhkan tindakan medis berbiaya besar, waktu yang panjang, peralatan medis yang lengkap dan canggih mulai dari rawat jalan, rawat inap, dan rawat jalan pascarawat inap. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI