Ngebet Nikah? Ini Tips Dapat Restu Orang Tua dan Mertua

22 Agustus 2022 00:00

GenPI.co Bali - Demi melancarkan urusan pernikahan, Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia Pingkan Cynthia Belinda Rumondor memaparkan tips ampuh dapat restu dari orang tua maupun calon mertua.

Menurut Pingkan penting bagi Anda maupun calon pasangan nanti mendapat restu ke jenjang yang lebih serius sebelum memulai hidup baru.

Nah, tips pertama yang dijabarkan oleh si psikolog ialah menghormati orang tua dan calon mertua dengan menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh mereka.

BACA JUGA:  Yes! Tanggal Ini Groundbreaking Tol Gilimanuk-Mengwi Bali

"Saat kita punya pendapat, kita perlu menyampaikan. Tips yang pertama, perlu menghormati, artinya respect. Misalnya, (calon) mertua tipikal yang mesti sopan, menjunjung tata krama, ya kita ikuti," tutur Pingkan.

Meski demikian, dia melanjutkan, Anda juga harus menghargai pendapat diri sendiri.

BACA JUGA:  Pilgub Bali 2024, Gubernur Koster Setujui Anggaran Rp246 M

Jika tidak setuju dengan apa yang disampaikan orang tua atau calon mertua, maka jangan ragu untuk mengutarakan pendapat sendiri dengan cara yang baik.

Tips selanjutnya, ujar Pingkan, pastikan bahwa Anda dan pasangan sudah punya satu tujuan yang sama tentang arah hubungan yang akan dijalani selanjutnya.

BACA JUGA:  Mangku Pastika Paksa Pelaku Pariwisata Bali Jangan Menjerit

"Samain dulu sama pasangan. Satu visi, tau nanti rumah tangganya mau seperti apa. Ketika sudah satu, baru ceritakan ke orang tua sehingga mereka juga bisa menghargai pilihan kalian," ujar Pingkan.

Pingkan mengatakan, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Untuk itu, saat anaknya akan menikah, orang tua biasanya sangat memperhatikan bibit (garis keturunan), bebet (status sosial ekonomi), dan bobot (kepribadian dan pendidikan) dari calon menantunya.

Jika orang tua atau calon mertua tidak merestui hubungan karena adanya perbedaan dari tiga hal tersebut, menurut Pingkan, Anda perlu mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu.

"Kita dengarkan kekhawatirannya apa. Kita bisa bertanya, apa yang ditakutkan, apa yang dibayangkan jika menikah dengan dia. Mungkin karena ekonomi, adaptasi, dan lain sebagainya," tutur Pingkan.

Setelah itu, lanjut Pingkan, Anda dan pasangan harus bisa membuktikan bahwa kekhawatiran tersebut tidak akan terjadi.

Jika orang tua khawatir tentang ekonomi misalnya, tunjukkan bahwa Anda dan pasangan memiliki tabungan yang cukup untuk membangun rumah tangga.

"Atau takut enggak bisa beradaptasi dengan budaya, jadi enggak bisa melakukan upacara budaya yang biasa dilakukan, misalnya, 'oh kami sudah mengobrol kok tentang itu, kami enggak keberatan dengan acara budaya itu selama ada budgetnya'," imbuh Pingkan.

"Jadi, dengarkan dulu dan coba tunjukkan bahwa kekhawatiran itu tidak terjadi, bahwa faktanya berbeda," pungkasnya. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI