Kesehatan: Waspada, Jerawat Pengaruhi Kualitas Hidup Penderita

19 Juli 2022 20:00

GenPI.co Bali - Pakar kesehatan kulit atau Dermato Venereologist dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV, FAADV, mengungkapkan dampak jerawat yang bisa pengaruhi kualitas hidup manusia penderitanya.

Menurutnya, timbulnya masalah ini bisa bikin seseorang timbul rasa malu, tidak percaya diri, hingga depresi.

“Sebetulnya banyak sekali penelitiannya yang sudah terpublikasi, terutama lebih ke arah jerawat pada remaja," kata Fitria.

BACA JUGA:  Format Liga 1 Bikin Bali United Untung, Respons Teco Mengejutkan

Lebih lanjut pakar kesehatan ini menuturkan siklus jerawat yang patut diwaspadai seseorang.

"Yang pertama mulai dari rasa malu. Kedua, dia mengurung diri tidak mau ketemu sama orang. Ketiga akhirnya mulai dari depresi ringan, depresi sedang, hingga depresi berat, sampai ada yang menyebabkan usaha untuk bunuh diri,” kata Fitria.

BACA JUGA:  Indonesia Patut Bangga! FMCBG di Bali Hasilkan FIF Rp19 Triliun

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology pada 2017 menunjukkan bahwa 96 persen responden yang memiliki permasalahan jerawat mengakui hal ini mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari.

Selain itu, studi di jurnal Acta Dermato-Venereologica pada 2020 menyebutkan bahwa 53 persen responden pernah mengalami depresi dan 50 persen cenderung mengisolasi diri.

BACA JUGA:  BMKG Rilis Prakiraan Cuaca Bali Hari Ini, Dominan Berawan

Bahkan berdasarkan pengalaman Fitria, ia pernah menangani pasien yang mengalami rasa panik luar biasa ketika bercermin dan mendapati satu jerawat mulai muncul.

Mengingat dampak psikososial tersebut, Fitria mengatakan saat menangani pasien pihaknya akan mengajukan sejumlah pertanyaan atau kuisioner yang sudah menjadi standar bagi dermatolog terkait penanganan masalah jerawat.

Hasil akhir kuisioner tersebut akan berupa skor yang bisa mengindikasikan tingkat dampak psikososial terhadap pasien.

“Kalau ternyata memburuk, anjuran saya ini kan dikembalikan lagi pada dokter yang menangani, kalau saya biasanya akan bilang ke pasien, ‘Perlu, deh, sepertinya konsultasi ke psikolog, supaya jerawatnya tidak menjadi lebih buruk',” terangnya.

Mengingat jerawat dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, Fitria menegaskan pentingnya untuk melakukan penanganan yang tepat seberapa pun tingkat keparahannya dan jangan menganggap sepele permasalahan jerawat.

“Meskipun terbilang masalah kulit paling umum, seringkali jerawat ditangani dengan kurang tepat padahal dapat mempengaruhi kualitas hidup orang yang mengalaminya,” ujarnya.

Fitria mengatakan langkah awal yang paling penting yaitu mendapatkan analisa atau diagnosis kondisi kulit berjerawat dengan akurat dan tepat sehingga dapat ditentukan tingkat keparahan dan terapi yang paling sesuai.

“Selain itu, dengan mengobati jerawat sedini mungkin diiringi terapi yang tepat, tentunya dapat menurunkan risiko terjadinya acne scar (jaringan parut bekas jerawat),” katanya. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI