Kesehatan: Pasien Tak Sadar Punya Kanker Darah, Sebabnya?

13 Juni 2022 20:00

GenPI.co Bali - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi Dr. Nadia Ayu Mulansari SpPD, K-HOM menerangkan kesehatan pasien kanker darah terancam kala tak sadar akan penyakitnya tersebut.

Alasan dokter tersebut tak lepas dari fakta penyakit ini tidak memunculkan gejala spesifik dan mirip dengan gejala pada penyakit lainnya.

“Tidak ada hal (gejala) spesifik tertentu yang bisa memicu awareness dari kita sebagai manusia untuk melihat, ‘Oh, ini ada suatu kelainan’. Jadi memang agak sulit didiagnosis,” kata dokter itu.

BACA JUGA:  Peneliti BRIN Kadek Erosi: Hukum Adat Jaga Hutan Keramat Bali

Kanker darah umumnya tak memperlihatkan gejala fisik yang kasat mata, misalnya tak muncul benjolan pada bagian tubuh, kecuali pada limfoma, seperti yang biasanya terjadi pada kanker payudara.

Kondisi tersebut, kata Nadia, berujung pada kesulitan diagnosis kanker darah yang kerap membutuhkan waktu lama hingga pada kasus tertentu terlambat untuk ditangani.

BACA JUGA:  Di Bali Kapolri Ultimatum Penjual Minyak Goreng Curah, Kenapa?

Ia mengatakan kata kunci untuk mengenali gejala kanker darah biasanya “unexplained”, kondisi tertentu yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya atau berada di luar kelaziman.

Gejala yang umum termasuk demam yang tidak dapat dijelaskan dan terjadi secara timbul-hilang, memar atau pendarahan yang tidak dapat dijelaskan, serta penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

BACA JUGA:  Bule Australia Hanya Pakai CD Tewas di Hotel Kuta Utara Bali

Gejala-gejala lainnya, walaupun tak selalu muncul, termasuk badan terasa lemas, kelelahan, nyeri pada tulang dan sendi, sesak nafas, ruam dan gatal-gatal, dan keringat malam.

Selain itu ada pembengkakan kelenjar getah bening, hati, dan limpa, hingga pada beberapa kasus Hemoglobin (Hb) turun atau trombosit turun.

Apabila demam terjadi secara sering dan sudah lama serta penurunan berat badan yang penyebabnya tidak diketahui, ditambah keluhan-keluhan lain yang terkait kanker darah, Nadia menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan darah lebih dahulu.

“Bila didapatkan gejala-gejala seperti ini harus segera datang ke dokter untuk dicari tahu apakah ada kelainan yang lain, walaupun belum tentu ada gejala ada kelainan darah atau kanker darah,” tegas Nadia.

Sebagai spesialis hematologi, ia bercerita dirinya tidak jarang menangani para pasien yang sebelumnya pernah didiagnostik demam berdarah tiga hingga empat kali dalam satu tahun.

Ketidakwajaran gejala tersebut, kata Nadia, seharusnya dapat lebih disadari.

“Padahal Hb-nya juga rendah, sedangkan kalau demam berdarah itu Hb-nya biasanya pasti tinggi. Jarang demam berdarah yang Hb-nya rendah,” tuturnya.

Nadia mengatakan biasanya pasien yang mengalami gejala tertentu mulanya akan memeriksakan diri ke dokter umum atau spesialis yang terkait dengan keluhan pada salah satu organnya.

Jika dokter non-hematolog memiliki pemahaman terhadap gejala yang mengarah ke kanker darah, maka penanganan dapat lebih cepat.

“Tidak kami pungkiri masih banyak juga yang belum cukup waspada dengan hal ini. Karena nyeri sendi, jadi datangnya ke dokter saraf atau dokter tulang.

Kadang-kadang sudah dioperasi baru ketahuan ada multiple myeloma (kanker yang menyerang plasmosit) misalnya,” kata Nadia. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI