GenPI.co Bali - Psikolog bernama Liz Kelly menuturkan masalah kejiawaan seperti insecure dan krisis percaya diri begitu rentan dialami oleh kalangan anak-anak.
Perasaan berkaitan dengan kecemasan dan keraguan tersebut sering kali menyertai kaum pria maupun wanita dalam kehidupan sehari-hari.
Bisa dibilang, insecure sendiri adalah suatu hal lumrah yang menunjukkan perasaan lebih kuat ketimbang pikiran positif.
Liz Kelly pun menuturkan bahwa masalah di pikiran tersebut terus berevolusi seiring berjalannya waktu.
"Otak kita secara alami terhubung untuk lebih memperhatikan hal negatif ketimbang positif. Rasa tak aman atau insecure terus berevolusi," kata ahli kejiwaan asal Massachusetts, Amerika Serikat dikutip Pop Sugar.
Tetapi menurut Kelly di dunia modern ini terlalu banyak memperhatikan pikiran negatif justru dapat menghalangi kebahagiaan, produktivitas, dan kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pikiran negatif sekaligus krisis percaya diri biasanya seringkali datang tentang diri sendiri, bagaimana diri sendiri memberikan persepsi tentang kehidupan, identitas, dan pencapaian diri.
Saat dibandingkan dengan orang lain, Anda terkadang akan merasakan diri merasa sangat kurang dan timbulah insecure.
Nah, permasalahan ini menurut Hazel Navarro selaku terapis kejiwaan lebih condong terjadi pada anak-anak yang menurutnya sarat akan perfeksionis.
"Anak-anak dan remaja mungkin secara alami berbakat di beberapa bidang, namun mereka berharap untuk menjadi luar biasa di semua bidang," kata dia.
Secara garis besar, psikolog dan terapis kejiwaan menganggap kalangan anak-anak dapat dengan mudah mengalami krisis rasa percaya diri dan insecure karena rentan merasa harga diri menurun imbas tak bisa banyak hal. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News