Hidup Sejatera Gunakan Ekonomi Sirkular, Bumi Lestari

02 Juni 2022 20:00

GenPI.co Bali - Dr Alexander Sonny Keraf selaku pemerhati lingkungan menyebuta kunci kehidupan sejahtera agar bumi lestari bisa terwujud imbas penggunaan sistem ekonomi sirkular.

Sistem ekonomi ini sendiri berdasarkan model baru yang mengacu pada pengurangan sampah (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).

Nah, tujuan dari proses tersebut tak lepas dari fakta yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

BACA JUGA:  Misteri Warga Sumba Tewas di Denpasar Bali, Polisi Buru 4 Pelaku

"Saat ini dunia usaha menyadari pentingnya tanggung jawab yang berkelanjutan bagi keberlangsungan komunitas dan lingkungan. Sementara konsumen secara global juga mulai sadar dan khawatir dengan krisis bumi dan krisis iklim," kata Sonny.

Kendati ia menyebut model ekonomi sirkular sesungguhnya belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia, tapi ia yakin mau tidak mau Indonesia akan mengimplementasikan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular.

BACA JUGA:  Waspada! 1 Buron, Polisi Ciduk 3 Pembunuh Sadis Denpasar Bali

Sonny mencontohkan praktik ekonomi sirkular adalah penerapan extended producer responsibility, atau tanggung jawab produsen yang lebih luas, khususnya menyangkut sampah atau limbah.
​​
"Selama ini telah terjadi salah kaprah karena menganggap sampah merupakan tanggung jawab konsumen. Sehingga masyarakat konsumen lah yang didesak untuk memilah, mengumpulkan, dan membuang sampah di tempatnya."

"Kita lupa bahwa sampah itu sumbernya dari produsen juga, khususnya sampah industri atau sampah kebutuhan konsumsi, seperti botol dan kotak minuman kemasan," ujar Sonny.
​​​​​
Maka dalam ekonomi sirkular, ada kewajiban produsen untuk mengelola sampahnya sejak awal, yaitu saat mendesain atau merancang barang yang akan diproduksi.

BACA JUGA:  Pesawat Wings Air Kecelakaan di Bandara Ngurah Rai Bali, Kenapa?

"Kalau dia sudah merancangnya sejak awal, maka ia akan memilih bahan baku kemasan yang tidak akan menimbulkan sampah. Atau mereka akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan kembali sampah plastik atau kardus," jelas Sonny.

Langkah tersebut menurutnya juga membutuhkan kolaborasi berbagai pihak termasuk stake holder dan masyarakat khususnya konsumen.

Intinya agar mereka memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi dengan cara memilah sampah sesuai dengan pengelompokannya, sehingga membantu memudahkan proses daur ulang.

Saat ini ia menilai bahwa telah tumbuh kesadaran pada pelaku industri di Tanah Air untuk tidak semata memikirkan profit, tapi juga planet, salah satunya adalah inisiatif yang dilakukan oleh Danone Indonesia.

Perusahaan ini menurut Sonny memiliki nilai kepedulian mengumpulkan kemasan plastik paska konsumsi untuk kemudian diolah kembali dijadikan bahan baku kemasan mereka, atau untuk produk berbeda yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Kemasan produk berbahan plastik itu bisa diproduksi ulang untuk kebutuhan yang lain, atau dikirim ke produsen pemilik merek untuk dipakai kembali sebagai bahan baku sehingga mengurangi pengerukan sumber daya alam," kata dia. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co BALI