Bahaya Pasien Hipertensi! Tak Patuh Minum Obat Bikin Komplikasi

24 Mei 2022 16:00

GenPI.co Bali - Komplikasi penyakit nampaknya menyertai para pasien hipertensi gara-gara alasan tak patuh minum obat sesuai saran dokter.

Kondisi terkait diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dr. Devie Caroline, Sp.JP, FIHA yang mengatakan bahwa masalah kardiovaskular alias jantung menyertai para pasien.

"Kepatuhan minum obat jika kurang optimal akan menyebabkan hipertensi menjadi tidak terkontrol. Akibatnya, meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung iskemik," kata Devie.

BACA JUGA:  Indekos Denpasar Bali Geger! Pria Tewas Usai Santap Kangkung?

Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Surabaya menambahkan Minum obat memang bukan hal pertama yang harus dilakukan untuk mengontrol tekanan darah.

Gaya hidup sehatlah yang menjadi kunci. Namun, jika tidak berhasil, maka langkah selanjutnya adalah minum obat.

BACA JUGA:  KTT G20 Bali, Perajin Serangan Bikin Kerajinan Sampah Plastik

Devie menjelaskan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia berada di angka 34,11 persen, di mana 13,3 persen di antaranya tidak minum obat sama sekali dan 32,3 persen tidak rutin minum obat.

Adapun alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena merasa sehat (59,8 persen), kunjungan tidak teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan (31,3 persen), minum obat tradisional (14,5 persen).

BACA JUGA:  Sekeluarga Mobil Pikap Tabrak Pohon di Karangasem Bali, Nasibnya?

Laliu, menggunakan terapi lain (12,5 persen), lupa minum obat (11,5 persen), tidak mampu beli obat (8,1 persen), takut akan efek samping obat (4,5 persen), dan obat hipertensi tak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (2 persen).

Devie juga berkata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggarisbawahi bahwa kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi kesehatan, motivasi diri, dukungan keluarga, sosial ekonomi, sistem kesehatan, dan terapi.

"Faktor yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ini adalah yang sering sulit dihadapi. Hipertensi biasanya tidak bergejala, sehingga saat gejalanya muncul itu sudah kondisinya tidak terkontrol dalam sekian waktu," kata Devie.

Agar penderita hipertensi bisa patuh minum obat, Devie mengungkapkan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan. Misalnya, dengan menggunakan alat kesehatan elektronik yang saat ini sudah marak beredar.

"Misalnya, pengingat lewat SMS atau ada aplikasi di smartphone mengenai edukasi kesehatan," imbuh Devie.

Selanjutnya, regimen pengobatan yang tadinya kompleks dari segi frekuensi, jumlah obat, dan durasi pengobatan, dibuat menjadi lebih sederhana.

Misalnya dengan menggunakan pil kombinasi untuk mengurangi jumlah tablet atau pil yang diminum setiap hari.

Selain itu, lanjut Devie, penting juga untuk melakukan edukasi ke pasien.
Misalnya, dengan melakukan kunjungan rumah setiap dua bulan untuk dilakukan edukasi dan konseling perilaku hidup sehat, konseling kepatuhan minum obat, dan penjadwalan konsultasi.

"Tujuan intervensi ini membantu pasien untuk memahami hipertensi, memahami pilihan terapi yang ada, dan memahami konsekuensi jangka panjang jika tekanan darah tidak diterapi dengan baik," imbuh Devie. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI