Kesehatan: Makin Parah Covid-19, Masalah Kognitif Manusia Buruk

07 Mei 2022 16:00

GenPI.co Bali - Menurut penelitian baru-baru ini, kesehatan kognitif manusia dipercaya makin buruk dengan kian tingginya keparahan sakit Covid-19.

Fakta ini terungkap lewat sebuah studi dari Inggris dan dipublikasikan secara online di jurnal eClinicalMedicine.

Penelitian ini seperti dikutip dari LiveScience, Jumat, melibatkan kurang dari 50 pasien COVID-19 dan memperkuat studi-studi sebelumnya yang menunjukkan infeksi virus corona meninggalkan dampak bertahan lama pada otak.

BACA JUGA:  Viral Bugil di Pohon Sakral Bali, Cewek Bule Rusia Kena Karma Ini

Sebelumnya, sebuah studi tahun 2021 memperlihatkan, mereka yang mengalami long COVID-19 mengalami berbagai gejala selama berbulan-bulan setelah infeksi awal mereka, termasuk kesulitan berpikir, sakit kepala, dan kehilangan kesadaran.

Gejala yang berkepanjangan ini tidak hanya dialami oleh mereka yang mengalami infeksi COVID-19 parah, tetapi juga orang dengan gejala ringan.

BACA JUGA:  Lebaran Bali Kedatangan 435 Ribu Orang, Kapolri: Ekonomi Untung

Baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan pola penyusutan otak yang berbeda pada ratusan penyintas COVID-19, dan ada kemungkinan atrofi abnormal ini dapat berkontribusi pada defisit kognitif.

Studi baru di Inggris juga menyoroti kasus COVID-19 parah sehingga pasien memerlukan rawat inap.

BACA JUGA:  Bule Bugil Viral Disemprot Gubernur Bali dan Dicekal Imigrasi

Peneliti mempelajari bagaimana pasien menjalani tes kognitif sekitar 6-10 bulan ke depan. Peneliti lalu membandingkannya dengan orang yang tidak pernah terkena COVID-19.

Penelitian ini melibatkan 46 orang yang menerima perawatan kritis untuk COVID-19 di Addenbrooke's Hosptal di Cambridge, Inggris, pada 10 Maret dan 31 Juli 2020.

Partisipan berusia 28-83 tahun. Sebanyak 16 orang dari pasien ini menggunakan ventilator dan 14 orang di antaranya membutuhkan dukungan medis akibat kegagalan beberapa organ.

Para peneliti membandingkan ke-46 pasien ini dengan 460 orang dengan usia dan demografi yang sama dan sebelumnya tidak terkena COVID-19.

Semua partisipan diminta menyelesaikan delapan tes kognitif melalui platform Cognitron, platform pengujian yang dikembangkan oleh Imperial College London.

Hasilnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol, pasien COVID-19 menunjukkan konsistensi akurasi yang berkurang dan waktu pemrosesan yang lebih lambat pada tes, meskipun tingkat ketidakakuratan dan kelambatan bervariasi antar tugas.

Kemudian, kelompok COVID-19 menunjukkan defisit paling signifikan pada tugas analogi verbal, di mana mereka diminta untuk menyelesaikan analogi.

Mereka juga menunjukkan akurasi dan kecepatan yang lebih buruk pada tugas spasial yakni kala mereka diminta untuk memanipulasi bentuk 2D dalam pikiran mereka untuk memecahkan teka-teki.

Tingkat keparahan penurunan ini bervariasi antara masing-masing pasien tergantung pada tingkat keparahan infeksi awal mereka.

Ini artinya, penurunan kognitif yang lebih buruk dialami pasien yang membutuhkan ventilator dan masalah organ.

"Kami menyimpulkan setiap pemulihan kognitif kemungkinan besar akan lambat. Penting juga untuk mempertimbangkan pemulihan kognitif dapat bervariasi antar individu," kata peneliti.

Para peneliti berharap studi terkait keparahan Covid-19 semacam ini akan memungkinkan mereka untuk memahami mekanisme di balik penurunan kognitif, dan mungkin mencegah atau mengobatinya. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI