Orang Tua Wajib Tahu, Belajar Matematika Bagi Kehidupan Penting

06 Mei 2022 16:00

GenPI.co Bali - Fakta bahwa belajar matematika memiliki manfaat peting bagi kehidupan patut diketahui oleh kalangan orang tua beserta anaknya.

Pelajaran berkaitan dengan hitung-hitungan ini sejatinya bukan hanya sekedar mata pelajaran di sekolah, melainkan juga memiliki manfaat untuk mengaktivasi otak, kiri dan kanan.

Dalam hal ini, matematika bisa dibilang sangat penting dalam kehidupan seseorang karena bisa membantu memecahkan persoalan atau masalah.

BACA JUGA:  Tinggalkan Amerika, Hidup di Bali, Bule Pakai Rp1 Juta Per Hari

Hasil Survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan hal yang cukup mengkhawatirkan.

Berdasarkan program yang digagas oleh the Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tersebut, tampak bahwa kemampuan matematika, sains, dan membaca pada anak Indonesia berada di peringkat rendah.

BACA JUGA:  Emirates Mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali Tambah Wisman Lagi

Untuk matematika, Indonesia berada di peringkat 75 dari 81 negara dunia, dengan skor 379. Sangat jauh dibandingkan negara ASEAN lain seperti Singapura yang menduduki peringkat 2, dengan skor 569.

PISA juga menemukan bahwa hanya 29 persen siswa Indonesia yang mencapai setidaknya level 2 untuk matematika.

BACA JUGA:  Tiket Pesawat Murah, Penerbangan Jetstar Ramaikan Pariwisata Bali

Sebagai informasi, PISA membagi kemampuan siswa menjadi 6 level, dimulai dari level 1 yang paling rendah, hingga level 6 yang paling tinggi.

Kemampuan siswa Indonesia yang mencapai level 2 tadi, sangat rendah dibandingkan rerata OECD yang mencapai 76 persen.

Untuk siswa Indonesia yang mendapat level 5 atau lebih, angkanya bahkan lebih rendah lagi hanya sekitar 1 persen saja.

Rektor Universitas Tarumanegara Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, I.P.M. mengagakan ketika menilai kemampuan matematika anak, perlu juga melihat bagaimana proses pembelajarannya di sekolah.

"Proses pembelajaran akan membentuk kemampuan matematika anak. Jadi harus dipastikan anak paham benar konsepnya mulai dari dasar, sebelum diajarkan konsep-konsep yang lebih rumit," ujar Prof. Purna.

Ilmu matematika sangat luas, dan banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, ada keberlanjutan dalam aplikasi matematika.

Pentingnya matematika bagi kehidupan juga disampaikan oleh Kurnia Widhiatuti. Trainer Parenting Nasional ini menyebut, ahli matematika zaman lampau Al-Kindi bahkan mengatakan bahwa matematika adalah pengantar untuk memahami filsafat kehidupan.

Menurut Kurnia, matematika sangatlah penting, dan tidak hanya berkutat dalam hitung-hitungan saja, tetapi mengaktivasi otak kiri dan kanan secara seimbang,” terangnya.

"Selama ini kita berpikir bahwa matematika hanya ada di otak kiri yang membutuhkan pertimbangan logis. Padahal sebetulnya, otak kanan yang bersifat imajinatif dan kreatif, juga membutuhkan pertimbangan logis matematis," kata Kurnia.

Dengan kemampuan matematika, otak kanan yang hampir abstrak, dan kadang sulit dikendalikan, bisa diimbangi dan lebih terukur. Seseorang akan bisa mengurutkan, mana ide-ide yang sebaiknya direalisasikan, dan mana yang belum saatnya.

Matematika tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Segala yang kita lihat, sentuh, dan bicarakan, tanpa sadar adalah matematika.

Bentuk laptop (persegi, sudut-sudut di tempat tidur, hingga takaran bumbu dan garam saat memasak, bahkan matematika bisa membuat seseorang memiliki persepsi baru terhadap suatu persoalan.

Sayangnya, orang tua kadang tidak sadar bahwa matematika memiliki efek terhadap perspektif masa depan. Alhasil karena tak mengerti dampak besarnya bagi kehidupan, orang tua justru mengabaikan agar anak lebih banyak belajar soal hitung-hitungan. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI