Mengapa Anda Harus Perhatikan Waktu Sarapan? Ini Penjelasan Pakar

18 Februari 2022 11:30

GenPI.co Bali - Sarapan sangat diperlukan untuk pemenuhan energi sebelum memulai aktivitas yang sibuk.

Meski demikian, Anda harus memperhatikan kapan sebaiknya sarapan.

Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia, dr. Diana F. Suganda menyarakankan sarapan sebaiknya dilakukan setengah atau satu jam sebelum aktivitas.

BACA JUGA:  Korupsi DID Tabanan Bali, KPK Panggil Ketua BPK dan PNS Kemenkeu

"Setengah jam atau sejam sebelum (beraktivitas) masih oke," katanya dikutip Antara, Kamis (17/2).

Dia menjelaslkan satu-satunya energi untuk otak yang paling mudah didapatkan yakni glukosa yang bersumber dari karbohidrat.

BACA JUGA:  Pria Tewas Dilindas Vario Mengwi, Ini Temuan Polres Badung Bali

Untuk itu sarapan diperlukan sebagai bahan bakar beraktivitas.

"Butuh (juga) protein agar anak konsentrasi, (bisa melakukan) aktivitas harian," tutur dia.

BACA JUGA:  Mulai Belajar Katakan Tidak untuk Jaga Kesehatan Mental

Di Indonesia, data memperlihatkan sarapan belum menjadi kebiasaan khususnya di kalangan anak-anak.

"Drama pagi hari panjang sehingga enggak sempat sarapan atau sempat sarapan tapi enggak habis karena terburu-buru harus berangkat, atau sulit karena enggak biasa sarapan," kata Diana.

Sementara itu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, sebanyak 44,6 persen anak Indonesia mengkonsumsi sarapan dengan asupan gizi kurang dari 15 persen total kebutuhan energi.

Bahkan, sekitar 26,1 persen anak hanya minum teh, air putih atau susu untuk sarapan. Sementara anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari, mulai dari karbohidrat, protein, hingga lemak, yang mengandung omega 3 dan 6 serta vitamin, mineral dan juga serat untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhannya.

Jika ini tidak terpenuhi akan berdampak pada pertumbuhan, status gizi hingga penyerapan ilmu di sekolah.

Di sisi lain, menurut Diana, anak yang tidak terbiasa sarapan mungkin tak akan merasa kelaparan tetapi kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otaknya tidak cukup mendapatkan energi.

"Konsentrasinya kurang, banyak melamun karena otaknya tidak cukup mendapat energi. Anak terlihat mengantuk di sekolah, padahal tadi malam cukup tidur. Otak kurang mendapatkan energi asupan terutama karbohidrat dan protein," jelas dia.

Mengetahui fungsi sarapan untuk tubuh, menurut Diana, maka edukasi mengenai sarapan menjadi penting.

Dia menuturkan, dari sisi porsi. sarapan khususnya anak-anak bisa disajikan dalam porsi kecil namun tetap mengikuti kaidah gizi seimbang.

"Nasi boleh, roti boleh. Lengkapi dengan protein misalnya telur, suwiran ayam, sayuran, buah, boleh ditambah segelas susu. Pilih yang mudah disiapkan, enak dan bergizi," pesan Diana.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI