GenPI.co Bali - Pandemi Covid-19 ternyata membawa lebih besar tingkat kecemasan dan depresi bagi wanita ketimbang pria sekaligus kaum manusia muda.
Para kalangan muda sejatinya mulai menderita ketika sekolah mulai alami penutupan semenjak wabah pandemi Corona menyebar ke seluruh dunia.
Namun, kata jurnal medis internasional Lancet, kalangan wanita juga tak luput dari tingkat depresi yang tinggi gara-gara rentan jadi target kekerasan dalam rumah tangga.
"Sayangnya karen beberapa sebab, perempuan selalu terkena dampak sosial dan ekonomi lebih buruk dari pandemi ini," kata Alize Ferrari selaku rekan penulis.
Universitas Queensland, Australia memaparkan penelitiannya yang mencatatkan ada 76 juta kasus tambahan kecemasan dan 53 juta gangguan depresi berat saat Covid-19 menyebar tahun lalu.
Menurut Ferrari, tingginya penyebaran Covid tersebut juga berimbas ke tingginya tanggung jawab rumah tangga, terutama stres yang dialami kaum wanita.
"Kepedulian tambahan dan tanggung jawab rumah tangga cenderung jatuh pada perempuan dan karena perempuan lebih mungkin menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga," paparnya.
Parahnya lagi, pandemi juga secara tak langsung mempengaruhi tingkat kecerdasan anak sekaligus kemampuan berinteraksi dengan teman sebayanya.
Penelitian secara menyeluruh ini sendiri mencakup 48 kajian yang dilakukan sebelumnya dari seluruh dunia dengan mengumpulkan temuan mereka dalam meta analisis untuk mengukur tingkat kesehatan mental di 204 negara.
Bisa disimpulkan, kaum pria yang terkena efek jangka panjang imbas pandemi Corona membuat kaum wanita kian depresi hingga panik karena jadi objek tindak kekerasan. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News