GenPI.co Bali - Termasuk sebagai panganan berbasis nabati atau dari tumbuh-tumbuhan, tempe dianggap bisa gantikan peran daging saat disantap manusia. Siapa sangka ada manfaat lain tak kalah menarik dari makanan ini.
Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc. selaku Guru Besar FMIPA IPB mengemukakan jika makanan ini memiliki sumber protein tinggi hingga mengalahkan protein hewani.
"Manusia kenapa butuh protein karena protein yang dibutuhkan itu adalah nitrogennya. Nitrogen memang bisa diperoleh dari kebanyakan produk hewani, daging itu sumber protein," kata dokter Anton, Kamis.
Nah, meskipun menurut dia tempe bisa jadi pengganti daging, tantangan tersisa ialah bagaimana menghadirkan hidangan berbahan dasar tersebut menjadi lebih kreatif di lidah orang-orang.
Anton menerangkan jika makanan yang baik sejatinya tak cuma sehat saja melainkan juga memiliki cita rasa enak hingga disukai oleh banyak orang.
"Dalam hal tempe, kita harus menyesuaikan rasanya dengan taste tertentu. Nah ini perlu kreatiVitas bagaimana membuat makanan ini yang sudah sehat tetapi juga harus enak," kata Anton lagi.
Menurut Guru Besar FMIPA IPB tersebut, konsumsi tempe juga bisa membuat manusia menyelamatkan lingkungan. Hal ini diperoleh dari data penggunaan lahan.
Menurut Our World pada 2018, untuk menghasilkan 1.000 kilokalori daging sapi setidaknya bisa menghabiskan lahan seluas 119,49 meter persegi. Sementara 1.000 kilokalori kacang-kacangan hanya butuh 2,11 meter persegi.
Dari sisi gas rumah kaca, satu kilogram daging sapi dapat menghasilkan emisi gas 99,48 kgCO2eq, sementara satu kilogram kacang-kacangan hanya menghasilkan 0,43 kgCO2eq.
"Makanan-makanan berbasis hewani memang lebih banyak memberikan emisi gas rumah kaca dibandingkan makanan nabati," kata dia lagi.
Lewat pernyataan bisa selamatkan lingkungan, lengkap sudah manfaat tempe bagi kehidupan manusia. Selain bisa jadi pengganti dagingg, gizi didalamnya terbilang apik untuk kesehatan. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News