GenPI.co Bali - Dokter Johanes Purwoto meyakinkan jika adanya benjolan di leher manusia belum tentu merupakan tanda-tanda penyakit fatal yakni kanker Tiroid.
Kelenjar Tiroid merupakan salah satu bagian terpenting bagi manusia yang bisa mengatur munculnya dua hormon penting dalam siklus metabolisme.
Ya, terdiri dari triiodothyronine dan thyroxine, dua hormon ini bertanggung jawab bagaimana sikap tubuh manusia terhadap makanan yang akan dicernanya.
Berbagai penyakit bahkan kanker terkadang muncul dalam kelenjar berbentuk kupu-kupu ini mulai dari gondok yang muncul dari hipertiroid dan hipotiroid.
Terkadang tanda-tanda munculnya penyakit tersebut bisa dilihat dari benjolan di sekitaran leher, namun hal ini ditampik oleh Dokter Johanes kala lakukan webinar.
"Benjolan itu menekan organ-organ sekitar leher ada trakea atau jalan napas, sehingga sulit bernafas, menekan esofagus (kerongkongan) sehingga kalau makan terasa tersumbat," ucapnya.
Alhasil ia mengambil kesimpulan tak semua hal yang menyebabkan sulit menelan merupakan pertanda kanker pada kelenjar tiroid.
Menurutnya lagi, untuk bisa memeriksa adanya gejala pada tiroid manusia setidaknya pemeriksaan USG di bagian leher wajib dilakukan, meskipun tumor juga bisa bukan tanda kanker.
"Hanya di bawah 10 persen yang kanker dari 50 persen orang yang kena benjolan tiroid," imbuh Johanes lagi.
Kendati demikian, ia tetap mewanti-wanti agar orang-orang rajin memeriksakan keadaannya ke dokter jika perlu.
Pasalnya, bukan terlihat pada benjolan, ada kemungkinan masalah kanker tiroid pada manusia bisa muncul pada nodul padat yang berdampak buruk bagi kinerja dua hormon metabolisme tubuh. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News