GenPI.co Bali - Psikologis manusia sejatinya begitu rumit. Siapa sangka mental bisa terguncang imbas adanya trauma masa kecil sekaligus membuat munculnya tiga kelakuan menyedihkan ini.
Peristiwa traumatis sejatinya sangat sulit untuk dilupakan terutama ketika terjadi di masa kecil yang tentunya membuat pikiran kita terbebani hingga usia dewasa.
Kendati telah terjadi bertahun-tahun lalu, pengalaman buruk itu selalu saja datang tanpa kita sadari sekaligus membuatnya kian sulit dilupakan.
Biasanya, orang-orang yang memiliki trauma ini melakukan berbagai hal-hal menyedihkan yang tanpa disadari sebelumnya.
Meskipun terkesan kompleks dan tidak semua orang mengalaminya, peneliti menemukan fakta jika ada tiga hal menyedihkan yang biasa dilakukan oleh manusia usai pernah alami trauma masa kecil dikutip Psych2go.net.
1. Alami Masalah Emosional
Imbas adanya masa lalu yang kacau, terkadang hal tersebut menghantui kita di kemudian hari.
Pengidap trauma terkadang memiki kecenderungan punya gangguan mental berupa stres pasca trauma (PTSD), gangguan depresi mayor (MDD) atau gangguan kecemasan umum (GAD).
Imbasnya, orang-orang seperti ini akan sangat sulit mengontrol emosinya dan tentunya hal ini bisa membuat mereka terus menerus merasa gelisah atau terlalu reaktif dalam situasi.
2. Sering Ceroboh
Kecenderungan lakukan kecerobohan dipercaya oleh para ahli psikologis sebagai bentuk mungkin pikiran manusia masih dalam masa trauma masa kecil.
Tanpa disadari orang-orang ini melakukan tindakan ilegal atau dalam konteks ini tidak benar di kehidupan masyarakat.
Cukup masuk akal mengingat masalah trauma akan mengganggu pikiran orang-orang tertentu hingga mengakibatkan beban di otak kita.
3. Masalah Fisik
Meskipun dasarnya masalah ini menyerang pikiran, ada kalanya efek yang disebabkannya juga menjalar ke masalah fisik terutama terkait kesehatan manusia.
Ya, tidak jarang orang-orang yang mengalami trauma psikis semasa anak-anak akan mudah alami serangan jantung, stroke atau masalah kesehatan lainnya.
Manusia juga akan menemukan dirinya terlalu sensitif terhadap rangsangan seperti memiliki tolreansi rasa sakit sangat tinggi bahkan dalam situasi mana rasa sakit diharapkan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News