GenPI.co Bali - Ketika lakoni kencan bersama pasangan, baik bagi pria dan wanita, penampilan bukanlah hal pertama faktor kegagalan. Pasalnya menurut penelitian terbaru, nafas bau bisa jadi penghalang utamanya.
Mengutip laman The New Daily, penelitian dari Australia menyebutkan jika sejatinya jejak kriminal sebanyak 36 persen jadi salah satu kepribadian yang dihindari saat memulai hubungan cinta.
Tapi, tunggu dulu dibelakang angka itu ada persentase 23 persen survei yang ogah memulai hubungan atau kencan gara-gara nafas bau imbas jadi seorang perokok.
Ya, agensi independen bernama Shosa Australia melakukan survei terhadap 1.000 responden dengan indikasi 29 persen atau 290 orang berusaha memulai ingin bangun pengalaman cinta lagi imbas Covid-19.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan fakta sebagian besar responden atau berkisar 24 persen ogah berkencan jika kebiasan merokok dilakukan oleh pasangan.
Jumlah ini jauh lebih tinggi ketimbang pasangan yang melihat dari segi penampilan seperti soal kulit (7 persen) atau masalah ketombe (3 persen).
Menurut Psikolog Negeri Kangguru bernama Sara Chatwin, bau dan ide darikecanduan rokok itu menjadi alasan penolakan sebagian besar warga Australia.
"Bau dari asap rokok yang melekat di kulit dan tentu saja pakaian membuat munculnya penilaian tak menarik. Hal ini pengaruhi pikiran orang lain," kata Sara.
Lebih lanjut, ia mencontohkan jika ada juga pasangan yang merasa tak mau mencium orang dengan nafas bau imbas baru saja merokok.
Penelitian Australia ini bukan cuma memaparkan jika bau lebih buruk dari kencan, melainkan juga faktor lain seperti masalah minum alkohol atau kurangnya masalah olahraga. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News