Tragedi Kanjuruhan: Pelatih Bali United Desak Suporter Begini

10 Oktober 2022 02:00

GenPI.co Bali - Buntut tragedi Kanjuruhan yang tewaskan lebih dari 127 jiwa baru-baru ini membuat pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco mendesak agar suporter sepak bola Indonesia memiliki sikap dewasa.

Respons pelatih berpaspor Brasil ini sendiri merupakan buntut kerusuhan suporter Arema bernama Aremania usai timnya kalah kontra Persebaya Surabaya dengan skor 2-3, Sabtu (01/10/22).

Pada Malam Minggu tersebut, kericuhan melibatkan polisi dan suporter yang bandel turun ke lapangan membuat sekitar 131 orang tewas.

BACA JUGA:  Mata Tegang Imbas Tatap Layar saat Kerja? Coba Teknik Ini

Melihat fenomena memalukan ini di suatu laga Liga 1 Indonesia, Teco merasa miris dan mendesak agar adanya revolusi mental bagi kalangan suporter.

“Saya berharap suporter lebih dewasa. Datang ke stadion untuk menikmati pertandingan dan pulang ke rumah dengan aman,” ujar Coach Teco, Senin (03/10/22).

BACA JUGA:  Bowling Super Fun Ada di Mall Level 21 Denpasar, Harga Tiket?

Kolektor tiga gelar juara Liga 1 minta suporter memahami sekaligus menyadari bahwa dalam sepak bola hanya ada tiga hasil yang harus diterima dengan lapang dada.

Protes dan kritik kepada manajemen adalah hal yang wajar, tetapi tidak sampai melakukan tindakan anarkistis.

BACA JUGA:  Teco Ingin Bali United Begini Agar Ditakuti di Liga 1

“Suporter harus bisa menerima tiga hasil yang ada di dalam sepak bola yaitu menang, seri, atau kalah,” kata Coach Teco.

Respons adem Coach Teco mendapat tanggapan suporter Bali United.

Di akun resmi Bali United, suporter Semeton Dewata mengatakan Fadil Sausu dkk harus selalu menjadi contoh baik bagi sepak bola Indonesia.

“Meskipun usia kita baru tujuh tahun, tetapi harus memberi contoh, mulai dari tata kelola klub dengan dengan kedewasaan fan mendukung Bali United di dalam stadion,” tulis Agung Lemang di kolom komentar Instagram Bali United.

Beberapa suporter lantas menyebut sikap terpuji yang ditunjukkan Semeton Dewata saat Bali United kalah dari Arema FC di Stadion Kapten Dipta, Gianyar 13 Agustus lalu.

Bali United menerima Arema FC dengan tangan terbuka, bahkan mempersilakan Singo Edan merayakan pesta tanpa mendapat gangguan dari kelompok suporter Serdadu Tridatu.

“Arema lupa pernah menang di kandang Bali, dan aman-aman saja. Dari sana, dia (Arema FC) tidak bisa belajar. Rest in peace,” tulis Angga Wirajaya di kolom komentar Bali United.

“Suporter Bali United seperti NSB12, Brigaz Bali, Semeton Dewata tidak ada yang anarkistis, paling hanya mengkritik klub di sosmed tanpa ada gerakan anarkistis, kalah menang intine tetep meli sate celeng (intinya tetap beli sate babi, red),” tulis Rizky.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi ketika suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk ke area lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas.

Suporter yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion dan berebut mencari jalan keluar.

Hal itu membuat banyak dari mereka yang terhimpit dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribune stadion.

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco sendiri berharap tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa kelam terakhir di dunia sepak bola Indonesia. (lia/jpnn)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI