Pelatih Bali United Beber Masalah Besar Usai Tragedi Kanjuruhan

06 Oktober 2022 14:00

GenPI.co Bali - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco membongkar masalah besar sepak bola Indonesia pasca pecahnya Tragedi Kanjuruhan di laga Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Kejadian miris terjadi di Stadion Kanjuruhan saat tuan rumah yakni Singo Eda menelan kekalahan dramatis 2-3 saat bersua Persebaya.

Berbuntut kemarahan, luapan emosi para Aremania pun tak terelakan sehingga berimbas bentrok dengan polisi.

BACA JUGA:  Luhut Minta Menhub Tambah Tiket Pesawat ke Bali, Alasannya?

Kondisi ini juga memaksa pihak berwajib menembak gas air mata. Tercatat, lebih dari 127 orang meninggal, dua diantaranya bahkan ialah polisi yang bertugas saat itu.

Kerusuhan yang berujung kematian suporter sebenarnya bukan barang baru di Indonesia.

BACA JUGA:  Tragedi Kanjuruhan Mengerikan, Respons Pelatih Bali United

Pada turnamen Piala Presiden 2022 lalu, dua suporter Persib Bandung meninggal dunia.

Kini saat pekan kesebelas Liga 1 2022, insiden serupa terulang, dengan korban mencapai ratusan orang suporter Arema FC.

BACA JUGA:  Pangdam Udayana Mayjen TNI Sonny Jabat 68 Pamen di Bali, Kenapa?

“Situasi yang sangat buruk untuk sepak bola Indonesia di mata dunia,” ujar Coach Teco, Minggu (02/10/22).

Ironisnya, meski kejadian seperti ini sering terjadi, belum pernah ada solusi konkret yang ditawarkan federasi maupun kelompok suporter agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Solusi yang ada baru di atas kertas, tidak terealisasi dengan sempurna di akar rumput.

“Tahun ini di Piala Presiden, dua suporter Persib meninggal dunia. Seharusnya segera dicarikan solusi agar tidak ada kejadian seperti ini lagi,” katanya.

Teco yang pernah menangani Persebaya Surabaya sebagai pelatih fisik mengatakan seharusnya suporter datang ke stadion untuk mendapat hiburan bukan ancaman, apalagi jadi korban kekerasan.

“Sepak bola seharusnya adalah hiburan buat suporter yang datang untuk menikmati pertandingan. Selesai pertandingan pulang ke rumah dengan aman,” ucapnya.

Kolektor tiga gelar juara Liga 1 ini berharap agar semua suporter tim sepak bola yang ada di Indonesia lebih dewasa.

“Harapan untuk semua suporter lebih dewasa. Datang ke stadium cuma buat nikmati pertandingan dan balik semua ke rumah dengan aman,” bebernya.

Menurutnya, dalam sepak bola hanya ada tiga hasil, yakni menang, kalah atau seri. Semua hasil itu seharusnya bisa diterima dengan ikhlas.

“Suporter harus bisa terima tiga hasil yang ada di dalam sepak bola yaitu menang, seri, atau kalah,” papar Coach Teco.

Peristiwa yang memakan korban di sepak bola Indonesia ini menjadikan sejarah kedua berdarah di dunia.

Tragedi terbesar terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru yang menewaskan 328 korban jiwa.

Terlepas penjabaran Teco soal masalah besar sepak bola Indonesia, imbas Tragedi Kanjuruhan juga membuat berbagai pertandingan Liga 1 yang diikuti Bali United ditunda. (lia/jpnn)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI