GenPI.co Bali - Sepanjang bergulirnya BRI Liga 1 2021/2022, Stefano Cugurra Teco kerap dapat kritik imbas lebih sayang pemain tua ketimbang muda. Pelatih Bali United itu pun merespons ini.
Sepak terjang tim asal Pulau Seribu Pura musim ini terbilang belum terlalu memuaskan. Terbukti dengan tertahannya mereka di peringkat lima klasemen dengan delapan menang, lima seri, dan tiga kalah.
Dalam beberapa kali pertandingan khususnya di laga kekalahan kontra PSM Makassar (1-2), Bhayangkara FC (1-2), dan Madura United (0-1) terkesan Teco terlihat hanya andalkan pemain itu-itu saja.
Ia sempat lebih banyak mencadangkan pemain muda Bali United dan lebih sering menurunkan pemain veteran seperti Stefano Lilipaly, Ilija Spasojevic, dan Wawan Hendrawan.
Mendapat pergunjingand dari para fans alias Semeton Dewata dan lain sebagainya, Teco pun memiliki suatu alasan lumrah dibalik keputusannya.
Ambil contoh di posisi bek sayap kiri ditempati Ricky Fajrin membuat pemain muda dengan posisi sama harus sabar menunggu kesempatan saat Ricky harus absen akibat cedera atau hukuman akumulasi kartu.
“Contoh Ricky main bagus di banyak pertandingan dan itu posisi yang sama dengan Mahendra. Tunggu waktu dan kesempatan, pasti pemain lain bisa bermain asalkan usaha dan kerja keras di latihan,” kata dia, Kamis (30/12).
Ia menambahkan kunci utama untuk para pemain muda di Serdadu Tridatu saat ini ialah kesabaran. Ia juga mengatakan ini adalah hal biasa dalam sepak bola.
“Situasi normal di sepak bola. Di banyak posisi mereka (pemain muda) kita punya berapa pemain lain,” tutur pelatih asal Brasil itu.
Sementara itu, jelang memasuki paruh musim kedua BRI Liga 1, Teco belum punya rencana menambahkan pemain muda untuk skuat Bali United. Malahan, ia datangkan beberapa pemain menjanjikan salah satunya Privat Mbarga. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News